loader image

Novel kita

The Peacemaker – Bab 13

The Peacemaker – Bab 13

Melihat Musuh Tertawa
81 User Views

 

“Benci melihat orang yang kejam bersuka cita, bagai membakar rumah sendiri akan terasa kepanasan.”

“Kenapa Tuan Muda nggak memakai komputer saja sih, Tuan? Selain komputer gede, ada juga laptop yang kecil itu. Memakai buku sebesar itu sepertinya sudah terlalu jadul. Maaf banget hehe kok saya nyela bos sendiri. Tuan Arga yang dulu itu padahal gadget freak lho Tuan. Beliau sangat suka segala macam gadget, jadi di rumah ini semua ada. Lengkap.” Pak Toni menjelaskan.

“Iya ya Pak Toni? Pantesan segala macam alat ada di rumah ini, sampai aku bingung apa sih fungsinya. Hehe. Pas ada waktu bantuin petunjuk cara memakainya ya, please Pak Toni?” Arga memohon.

“Siap Tuan Muda. Kalau alat dapur dan bersih-bersih saya tahu, tapi tidak ada gunanya Tuan Arga tahu kan? Kan sudah ada ART? Tapi kalau yang dimaksud Tuan urusan komputer dan laptop, saya eh … maaf, juga enggak terlalu paham. Bisanya nyalain dan matiin doang, bagaimana cara pengoperasiannya nol hehe. Mungkin hmm … tuan Ryan saja yang mengajari?” Pak Toni memberikan solusi.

“Oh iya, lupa Pak aku, hehe. Ya sudah nanti aku privatan minta diajarin sama Ryan deh. Gratis ini haha. Sekalian cari tahu soal cara pakai sosial media, dan sebagainya. Haduh pusing kepalaku.” Arga memegangi kepalanya.

“Tuan Muda Arga sakit lagi kepalanya? Saya antar periksa ke rumah sakit ya?” Pak Toni jadi kuatir.

Rasanya memang tidak menyenangkan suasana saat tuan mudanya dulu sakit dan pingsan akibat kecelakaan mobil. Lalu dia juga tambah kuatir saat perampokan di rumah itu terjadi. Ah rasanya bencana tidak ada habis-habisnya.

“Ah enggak apa-apa kok Pak hahaha. Pak Toni kayak Ryan saja sedikit-sedikit menyebut periksa ke rumah sakit. Aku baik, Pak. Sehat walafiat, alhamdulillah. Maksudku pusing itu, bukan sakit tapi lebih tepatnya bingung memikirkan rencana ke depan.”

“Oalah Tuan Muda … bikin kalut hati orang tua ini saja. Saya kira kok bencana ini nggak ada habisnya gitu.” Pak Toni menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.

“Santai saja, Pak Toni. Saya baik banget kok. Sehat dan on top deh pokoknya. Hanya ini sih pusing banget, memikirkan tentang rencana besarku ke depan. Ternyata banyak hal yang harus dipersiapkan.”

“Persiapan untuk apa, Tuan Muda? Ayolah berterus terang saja, saya sudah tua, Tuan. Insyaallah Tuan Muda bisa percaya sama saya sebagaimana papa mama Tuan percaya menitipkan Tuan Arga ke saya.” Pak Toni sungguh penasaran.

Arga hanya membatin, ‘ persiapan menyusun pembalasan kejahatan. Menyimpan dendam itu ternyata berat dirasakan bila belum dituntaskan.’

“Ada saatnya saya pasti akan mengikutsertakan Bapak, tunggu sebentar lagi ya?” Kalimat ini yang akhirnya keluar dari mulut Arga.

“Baiklah. Saya akan siap membantu kok,” jawab Pak Toni.

Tetapi dalam hati sebenarnya pria tua penyabar ini sudah bisa mengira apa sebab musabab kegundahan hati Tuan Mudanya ini. Semua kebijakan pikirannya karena berkah masa tua yang sudah terlewati, tetapi dia akan menunggu dengan sabar.

***

Arga cuma bisa menggenggam tangannya keras dan menggertakkan gigi karena gemas saat melihat berita di televisi soal kejayaan aliansi 7 penguasa. Mereka menebarkan pesona yang bagi Arga terlihat sangat palsu, sampai seakan hampir membuatnya muntah.

Saat itu di televisi nampak berita soal penguasa ke 1 membuka pabrik ke-50nya yang pasti dijamin sukses berjaya menyusul kesuksesan di cabang kota lainnya.

Pembawa acara itu membangga-banggakan manusia yang dibenci Arga, dengan senyum palsunya. Dia sedang fokus membaca tulisan di sehelai kertas yang dia pegang. Suaranya empuk renyah tapi intonasinya tegas.

(Pemirsa Dunia Bisnis semua. Hari ini telah dibuka cabang pabrik Mr Gerri dari aliansi 7 penguasa, sebagai penguasa ke-1. Mr Gerri mengatakan bahwa proses pembukaan pabrik ke-50nya ini tidaklah sulit. Semudah membalikkan telapak tangan katanya.

Nah begitulah pemirsa, betapa hebatnya kiprah penguasa satu ini. Seakan seluruh bagian dunia berada di genggamannya. Bagi beliau  membangun pabrik yang sehari bisa beromset sampai 1 M minimal, sangat ringan bagi Mr Gerry.

Apalagi aliansinya, Aliansi 7 Penguasa, yang kini telah menguasai bisnis seluruh Bumintara, seakan tak terbendung membawakan kemajuan bagi bangsa negara.

Seperti pemirsa tahu ….)

Klik!

Glonthang!

Arga mematikan dan melempar remote tv yang dipegangnya sampai terjatuh di bawah meja depannya. Saking emosinya, dia sudah demikian mual melihat manusia-manusia pemburu harta seperti itu.

Arga memilih berlari mengelilingi rumahnya yang luas. Seperti biasanya, lelah karena olahraga akan membuat kemarahannya menghilang, walau sementara, berubah menjadi keringat sehat.

***

Masih berhubungan dengan berita bisnis di tv Bumintara lagi. Kali ini Arga menunjukkan muka super kesalnya, karena kemunculan musuhnya di tv.

“Kenapa Tuan Muda? Ada yang menarik di tv?” Pak Toni heran melihat ekspresi jutek tuan mudanya.

“Itu! Orang songong lagi nampang, Pak Toni. Dia suka sekali pamer wajah busuknya di TV. Aku malah paling benci sama dia ini, Pak Toni. Masih mending si Gerri penguasa 1, ni dia ni … si Mr Albert, wajahnya munafik banget!” Arga menjelaskan dengan berapi-api. Tangannya sampai melambai-lambai menegaskan kebenciannya.

“Memangnya kenapa Tuan Muda? Bukannya mereka satu aliansi di aliansi 7 penguasa? Sama jahatnya kan pastinya?” Pak Toni heran.

“Iya sih sama jahatnya. Tapi tampilan luarnya beda jauh. Lihat si Gerri, dia kan bos dari para bos, mukanya sangar, ada codet di pipi, jelek dan memang kelihatan licik. Cocok sekali, pantas kalau jahat. Omongannya juga sadis dan sinis.” Arga bercerita sambil menggertakan giginya.

“Trus bagaimana dengan Mr Albert, Tuan Muda?” Pak Toni menyimak pembicaraan tuannya sambil melihat wajah Mr Albert di Tv.

“Nah itu dia. Wajah Mr Albert ini menyebalkan sekali. Dia memang perutnya gendut, brewok, tua, tapi wajahnya tergolong sangat tampan, sikapnya elegan begitu. Gaya bicaranya juga bagus seperti orang terpelajar. Nggak ada nada kasarnya sama sekali malah halus walau tegas. Jadi berbanding terbalik sama kiprahnya yang dulu tega meniadakan nyawa masyarakat kan? Munafik banget kan?”
Arga mengusap air mata gemasnya.

“Ow iya, Tuan Muda betul juga. Munafik banget Mr Albert itu ya? Dia kan memang paling sering muncul di tv, udah kayak artis begiu. Saya kok juga ikut sebal sekarang!” Pak Toni segera membawakan sekotak tissue dan segelas air putih untuk Arga.

“Makasih, Pak Toni. Tahu saja kalau aku haus?” Arga segera menenggak air putihnya.

“Sama-sama. Tuan Muda harus bersabar. Seorang yang jahat pasti akan mendapatkan balasannya yang setimpal kelak, percaya deh. Hmm saya ada ide, bagaimana kalau kita membalas perbuatan mereka, si aliansi 7 penguasa itu, Tuan Muda Arga? Saya juga menyimpan dendam sama, bukankah Tuan Muda juga? Maafkan kalau kesimpulan saya salah?” Pak Toni memandangi Arga dengan penuh harap.

“Hah? Pak Toni juga mempunyai dendam ke aliansi tujuh penguasa biadab itu? Kok bisa? Bapak kenapa juga bisa tahu aku menaruh dendam ke mereka? Aku dulu pernah cerita ya? Lupa.” Arga jadi heran sekaligus penasaran.

“Sikap Tuan Muda saat ada berita di Tv itu sudah menunjukkannya dengan jelas. Dendam Tuan Arga itu kelihatan sangat besar. Kalau saya sendiri, juga jadi korban secara nggak langsung. Selain yang pernah saya ceritakan dulu, bahwa keluarga besar saya di kampung musnah semua. Sebenarnya, anak saya, satu-satunya harta berharga saya setelah kematian ibunya, juga menjadi korban waktu itu. Dan saya rasanya masih tak rela!” Pak Toni berkaca-kaca matanya.

“Astaga, Pak Toni. Bapak yang sabar ya. Sekarang sepertinya memang sudah saatnya aku berterusterang tentang semua. Aku harap Pak Toni juga bisa ikut membantu.”

***

The Peacemaker

The Peacemaker

Score 10
Status: Ongoing Type: Author: Released: 2023
Arga adalah seorang pemuda biasa yang meninggal karena penggunaan teknologi 7 penguasa untuk memajukan industri yang berefek pada berhentinya jantung manusia tanpa alat bantu masker. Banyak orang yang meninggal karena teknologi itu, termasuk orangtua, adik dan tetangga Arga. Alam sekitar juga rusak perlahan. Arga hidup kembali lewat reinkarnasi, dengan fisik berbeda jauh, tapi berjiwa sama seperti Arga. Jiwa pendendam. Selain kematian Arga dan keluarganya, juga ada kematian Sando kekasih Maya. Maya dan Arga dendam dan membuat kerjasama untuk mencegah makin meluasnya kerusakan bumi karena ulah 7 penguasa. Karena saling membutuhkan satu sama lain, Arga dan Maya saling jatuh cinta. Tentu saja cinta ini terlarang karena Maya sesungguhnya putri kesayangan penguasa ke 7, Mr Albert. Keadaan makin sulit saat Ando juga lahir kembali bereinkarnasi, menyebabkan Maya jadi mendua hatinya. Antara kembali ke Sando kekasih pertamanya, atau memilih Arga sebagai penyelamat hidup juga harga dirinya. Siapakah yang akhirnya akan dipilih Maya dalam cinta segitiga ini? Bagaimana keseruan perjuangan mereka bertiga mengalahkan aliansi 7 penguasa? Arga akankah tetap teguh sebagai manusia pilihan the peacemaker?

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!

Options

not work with dark mode
Reset