loader image

Novel kita

The Romance Empress + Bab 10

The Romance Empress + Bab 10

Berburu
96 User Views

Irene duduk di atas kayu dengan memberikan jarak yang cukup jauh dari keberadaan sang raja.

Di matanya, Sam memang sengaja menaruh makanan sore itu di keberadaan sang raja. Di dekatnya, kasim itu tidak menyerahkan secuil makanan pun.

Arjuna cukup jengah dengan kecanggungan yang menghinggapi nya dan tentu menghinggapi gadis itu juga. Jadi, dirinya berencana untuk mencairkan suasana. Toh yang dia lakukan pun tidak akan membuat gadis itu hamil.

“Kemari!”

Sungguh, mendengar ajakan itu Irene senang sekaligus lega. Sama seperti Arjuna, gadis itu pun tidak suka dengan kecanggungan yang melanda sedari tadi.

Maka dari itu Irene mengangguk dan menggeser posisi nya agar lebih dekat dengan hidangan, yang otomatis dekat dengan sang raja.

“Apa ini ikan yang tadi?” tanya Arjuna sedikit curiga sebelum memasukkan makanan itu ke mulutnya.

“Iya Yang Mulia, kebetulan saya dan tadi kami menangkap cukup banyak ikan. Ikan yang tersisa saya buat pepes, dan tadi saya tinggal menghangatkan nya saja.”

Kesempurnaan, higienis! Ya, itulah Arjuna Selalu menuntut dua hal itu.

Sang raja yang terkesan pun mengangguk kecil kemudian menikmati makanan itu.

Sebenarnya, Irene yang tak suka dengan pepes karena menurutnya rasanya hambar, padahal tampilannya saja yang hambar.

Terkadang ada kalanya kita takut sebelum mencoba. Ya, Irene pun seperti itu.

Jadi dirinya memasak ikan itu lagi dengan cara dibakar, dan aktivitasnya sempat tertunda akibat perdebatan kecil raja dengan kasim nya tadi.

“Yang Mulia, apa ikan nya masih mentah?” tanya Sam padanya.

Seraya menggeleng kepala Irene menjawab,”Tidak, aku hanya ingin menambah aroma bakar saja.”

Gadis itu tidak sepenuhnya bohong dengan jawabannya, namun jawaban tersebut pasti cukup untuk membuat Sam tidak merasa bersalah.

Setelah warna ikan bakar sedikit menghitam dan aroma bakar mulai menyeruak, Irene pun mengangkat dan mulai menyantap ikan hasil modifikasinya itu.

“Pelan pelan!” ucap Arjuna sembari hendak membersihkan kotoran hitam itu di sudut bibir Irene.

Sontak Sam yang tengah minum pun langsung tersedak dan segera berbalik badan.

Irene yang tadinya hampir terbawa perasaan karena perlakuan manis sang raja, justru malah lebih memfokuskan diri pada tingkah sang kasim.”Kasim, kau kenapa?!” tanyanya sedikit mendesak.

Pria itu menggelengkan kepala tanpa membalikkan tubuh lagi. Sementara Irene menatap Arjuna seolah bertanya ‘dia kenapa?’. Meskipun tahu alasannya, Arjuna memilih untuk menggelengkan kepala seolah.

“Bersih-”

Arjuna tidak sempat menghapus arang hitam di pipi Irene karena gadis itu keburu menghampiri kasim nya.

Irene yang mengintip ekspresi sang Kasim yang terkesan ditutup-tutupi, lantas bertanya,”Kasim? Apa ada yang salah?”

“Kasim Fuu? Kau mentertawakan ku ya?!” lanjut Irene sambil mengelap sesuatu yang hitam di sudut bibirnya dengan kasar, kerena sepertinya hal itu benar adanya.

“Ti-tidak yang mulia,” jawab Sam setengah takut.

“Jika begitu, perlihatkan wajahmu pada ku.”

Ketika kasim itu mendongak, dia berusaha menahan untuk tidak tertawa setelah melihat garis kehitaman yang menjalar dari sudut bibir hingga pipi Irene.

Namun aksi pura-pura itu ketahuan oleh Irene akibat Sam menutup mulutnya.

“Kasim? Kau ter-ter_”

Sam panik karena tebakan gadis itu benar. “Maaf Yang Mulia, saya_” Dia langsung memotong ucapannya karena Arjuna ber-isyarat untuk pergi.

“Yang Mulia, aku ditertawakan oleh kasim mu,” rengek Irene mengadu dengan raut wajah sedih sekaligus marah seraya menunjuk samar Sam yang sudah melengos pergi.

Bahkan gadis itu lupa untuk baper karena kini Arjuna tengah mengelap kotoran di sudut bibirnya.

“Baru kali ini aku ditertawakan oleh seorang Kasim,” adu Irene kembali karena merasa reputasi nya sebagai ‘Yang Mulia’ turun.

Kalau hal tersebut menimpa Jenna pasti kondisinya akan sama. Menghukum orang itu langsung, atau meminta raja yang melakukannya.

“Sudah, aku akan memberikan hukuman padanya karena telah berani mentertawakan mu,” balas Arjuna terus membersihkan kotoran hitam itu di pipi Irene.

“Dipenggal kan Yang Mulia?” Arjuna sedikit terkejut dengan ide gadis itu.

“Maksud ku dipenggal akhlaknya!” Laki-laki itu tersenyum kecil kemudian mengiyakan perkataan Irene.

Irene yang tersadar pun mulai merasa tidak enak.”Biar saya saja Yang Mulia,” cegahnya sambil hendak mengambil alih sapu tangan itu.

“Tidak, biar aku saja,” tolak Arjuna dengan lembut, dirinya malah senang melakukannya karena bisa melihat wajah cantik itu dari jarak dekat.

Setelah memandangi Irene, lama-kelamaan Arjuna merasa wajahnya memanas. Arjuna pun memalingkan muka dan mengalihkan diri untuk menyimpan sapu tangan ke saku.

Irene pun sama hal nya dengan laki-laki itu. Dia mengusap kasar pipi bekas usapan saputangan milik raja yang sebenarnya sudah tidak ada apa-apa.

“Besok kau mau ikut berburu lagi?” tanya Arjuna mengalihkan rasa canggungnya, lagi.

Karena takut salah dengar, Irene pun bertanya kembali untuk memastikan, “Berburu lagi?” sang raja mengangguk.

Tanpa beban Irene setuju.”Ya, tentu saja.”

***

Senja kekuningan mulai melenyapkan diri. Itu artinya malam hampir tiba, namun hingga saat itu Arjuna dan Irene belum melihat satu pun hewan buruan.

Tidak seperti sebelumnya, di malam tersebut keberuntungan seolah tidak datang. Ternyata keberuntungan itu tidak bisa ditebak.

“Kau lapar?” tanya Arjuna yang dibalas dengan gelengan kepala dari Irene.

Setelahnya, tidak ada yang membuka suara lagi, karena maksud laki-laki itu pun hanya memastikan bahwa gadis disampingnya tidak kelaparan.

Masih terduduk di batang kayu berlapuk, Arjuna mengeluarkan air minum lalu meneguknya, lalu menawarkan air tersebut pada Irene yang diterima dengan senang hati.

“Ayolah! Apa hewan-hewan di hutan ini sudah punah?! Aku benar-benar membutuhkan buruan malam ini,” batin Arjuna seraya mendesis samar, sedikit frustasi.

Tak lama kemudian, terdengar suara langkah kaki dari semak-semak, tidak jauh dari keberadaannya dan Irene.

Segara mereka berdua kompak bergerak ke semak lain dengan langkah tak bersuara, kemudian mengintip kondisi untuk memastikan apakah itu hewan atau manusia.

Harapan Arjuna terkabul, tak lama setelahnya seekor rusa jantan keluar dari semak-semak. Hewan itu berjalan dengan kaki jenjangnya kemudian menundukkan kepala guna menyantap rumput di bawah sana.

Arjuna mengeluarkan seringai puas.”Baiklah! Ini mudah! Jaraknya pun begitu dekat!”gumam nya sangat percaya diri.

Tanpa melakukan perhitungan, Arjuna pun langsung melesat kan anak panah ke arah rusa itu.

Jleb!

Anak panah miliknya berhasil menancap, namun sayang, salah sasaran. Akibatnya rusa yang menjadi target itu pun langsung melirik waspada ke arahnya kemudian berlari.

“Argh!!!” racau Arjuna semakin frustasi saja, frustasi dengan hewan buruan itu dan dirinya sendiri.

Melihat sang raja, Irene sedikit kasihan. Dengan segenap kekuatan, gadis itu pun langsung berlari mengejar kijang tersebut, tak lupa sesekali dirinya melesatkan beberapa anak panah nya sekaligus alan satu waktu.

Ya, beberapa perempuan memang suka menghambur-hamburkan.

Arjuna bukan Irene yang seakan selalu dimanjakan dengan sebuah keberuntungan. Meski tidak tertancap sempurna, namun salah satu dari belasan anak panah gadis itu berhasil menyayat kaki rusa yang berguna untuk memperlambat laju larinya.

Sementara Arjuna yang ada ikut mengejar sedari tadi, langsung melesatkan anak panahnya. Meski dengan perhitungan singkat, namun panah itu sukses membuat sang buruan tak berdaya untuk berlari lagi.

“Terimakasih!” ucap Arjuna tertuju pada menghampiri Irene, kemudian diacak-acak oleh-nya rambut legam itu sebagai tanda terimakasih sekaligus bangga.

Irene masih mematung, memperhatikan Raja yang tengah mengurus buruannya itu. Tak terasa bibirnya mengulas senyum bahagia, karena dirinya bisa membuat sang raja senang.

Malam itu adalah perburuan mereka yang terakhir, Irene yang tidak tahu jadwal pun berburu raja hanya mengiyakan.

Arjuna yang melangkah menuju tempat perkemahan melirik gadis disampingnya sejenak, kemudian berkata, “Terimakasih, ternyata kau tidak merepotkan seperti apa yang kupikirkan.”

Irene sedikit terkejut dengan pembukaan percakapan yang baru saja dia dengar dari sang raja. Dia Mengulas senyum manis, kemudian menjawab,”Terimakasih kembali Yang Mulia.”

Meskipun kalimat terusan yang dikatakan raja itu nampak seperti meremehkan. Tapi dia faham betul bahwa keseluruhan dari kalimat itu adalah pujian.

“Kau juga pemanah dan pemburu yang cukup handal, kau sangat terampil untuk ukuran sebagai asisten pemburu,” puji Arjuna terang-terangan.

“Bahkan kau lebih baik dari Kasim ku!” lanjut laki-laki.

“Apa kau bersedia untuk jadi asisten berburu ku seumur hidupmu?” tawar Arjuna seraya menyerahkan sebelah telapak tangan yang kosong.

Irene tertawa kecil, menepuk pelan telapak tangan itu sebagai tanda terima, “Selir mu ini akan melakukan yang terbaik!”

Sedetik kemudian dia tersadar dengan penggunaan ‘Selir mu’ itu sebagai jawaban. Jantung nya berdegup kencang apalagi ketika dirinya mendapat tatapan aneh dari sang raja.

“Astaga! Ada apa dengan hatiku? Apa aku salah berucap?!” batin Irene cukup was-was.

“E-eum Yang Mulia, sepertinya aku ingin buang air. Aku titip ini!” pinta gadis itu gelagapan sambil menyerahkan tanduk rusa yang sedari tadi dibawanya ke tangan Arjuna.

Irene melangkah cepat ke depan dengan perasaan yang berdebar-debar.

“Ya, kau selir ku, bukan kakakmu apalagi temanmu,” batin Arjuna senang sepertinya gadis itu sadar akan dia yang sebenarnya.

The Romance Empress

The Romance Empress

Score 10
Status: Ongoing Type: Author: Released: 2023

Kangmi Irene, selir dari Arjuna, raja Kerajaan Utara. Hubungan keduanya terbilang aneh dan tidak mencerminkan suami-istri. Irene bebas melakukan apa saja di istana. Arjuna pun sibuk dengan permaisuri nya, Jenna, yang tidak mencintainya.

Pada suatu hari Arjuna dan Irene berburu bersama. Di sana Arjuna tidak bisa menyembunyikan ketertarikannya pada Irene lagi. Tapi kebersamaan murni keduanya sulit untuk didapatkan lantaran Jenna tiba-tiba bersikap berbeda dari biasanya setelah mereka berdua pulang dari pemburuan.

Bagaimana sikap Arjuna untuk menghadapi itu semua?

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!

Options

not work with dark mode
Reset